: ied buat ummi
kututup buku “Tafsir Bahagia”
karangan Abu Hazan
dengan kepala denyut dan jiwa tercekam
kenapa aku merasa Abu Hazan seorang pendusta
apa karena namanya tak ada di buku sejarah?
kuikuti sarannya berkunjung ke rumah miskin.
“supaya bersyukur,” bujuk tintanya
aku terbahak menemukan gubuk fakir
ibuku yang sedang minum teh pahit
kamilah orang termiskin!
kukorek semangkuk senyum
dari altar sujud dan kampung mujahid,
ya! masih dengan sarannya!
tapi murung terlanjur menutup celah
di jendela hati-ku, ooh.. betapa saujana*
sambil tertidur di punggung sahabat
-juriani- yang ceria
Kulafalkan sebaris doa:
Tuhan! pinjamkan aku mimpi-mimpinya!
di meja makan tergeletak sebuah surat
: untuk Abu Hazan
sang pendusta
Tebing Tinggi, 151007
*sebuah lagu kesukaan seorang sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar